Tentunyasakit merupakan hal yang tidak menyenangkan, menghalangi berbagai ibadah kita kepada Allah. Namun sesungguhnya Allah hendak menegur hambanya melalui sakit. Mungkin selama ini kita terlalu lalai dalam menjaga tubuh yang telah Allah anugrahi kenikmatan ini. Sehingga Allah menegur kita agar lebih berhati-hati.
loading...Saat Allah SWT mulai menegur hamba-Nya, itu merupakan momen terbaik bagi seorang hamba karena menunjukkan cinta dan kasih sayang Allah SWT. Foto ilustrasi/ist Saat Allah Subhanahu wa Ta'ala mulai menegur hamba-Nya , itulah momen terbaik hamba. Teguran itu berarti bahwa Allah menunjukkan cinta dan kasih sayang-Nya. Seorang hamba yang berbuat salah kepada Allah, kemudian ditegur dari perbuatan salahnya Allah tunjukkan kesalahannya, agar hamba bertaubat dan kembali pada jalan kebenaran. Teguran ada beberapa arti. Bisa berupa sapaan, mencela, atau menasehati dan memperingatkan. Kalau arti teguran dari Allah , sudah jelas itu berarti ada nasehat dari langit yang disampaikan kepada hamba-Nya. Teguran juga merupakan peringatan dari Allah agar seorang hamba jangan makin jauh terjerumus dalam dosa, harus cepat kembali ke jalur taubat lalu hidup dalam ketaatan. Dari Anas bin Malik, Nabishallallahu alaihi wa sallambersabda “Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” HR. Tirmidzi.Baca Juga Ketika Nabi Yusuf dan Nabi Musa Ditegur Allah, Inilah HikmahnyaMenurut ustad dari kajian Manhaj Salaf Muhammad Abduh Tuasikal dalam kajiannya menyebutkan, jadi teguran dari Allah adalah tanda cinta dari-Nya. Dengan cara Dia memberikan ujian dan musibah. Jika bukan karena musibah atau ujian, tentulah akan banyak mata yang enggan menangis, hati yang enggan rendah hati, tangan yang enggan menengadah ke atas, bibir yang enggan Istighfar, kening yang enggan bersujud dan hidup yang terus hadis Anas bin Malik, beliaushallallahu alaihi wa sallambersabda “Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” HR. Ibnu Majah.Terkadang perut yang lapar, dompet yang kosong, tubuh yang terbaring sakit, masalah yang menimpa, musibah yang datang, seringkali dapat memberi pelajaran bermakna dalam hidup kita yang lalai. Itulah cara Allah Ta'ala menegur hamba-Nya. Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa. Musibah dan ujian yang berat dari segi kualitas dan kuantitas, dalam pandangan manusia. akan mendapat balasan pahala yang besar. Tanda Allah cinta dari Allah maka Dia akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang shalih- pada anaknya, “Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.”Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanاَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?". "Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta." QS. Al-'Ankabut 2-3.Karena mungkin saat kita berada dalam kesenangan, kemudahan, kecukupan, kita seringkali lalai dari mengingat Allah. Sehingga Allah pun menegur kita dengan musibah atau ujian. Ketika kita berada di puncak kesenangan atau kebahagiaan, maka Allah menyapa kita dengan masalah, agar kita tidak melampui batas, tidak terlalu foya-foya, tidak lalai beribadah, tidak pamer dan kita dalam kondisi sehat, maka Allah menegur kita dengan sakit, agar kita bersyukur dengan nikmat sehat, banyak memohon kesembuhan kepada Allah, belajar bersabar, tidak mudah menyia-nyiakan waktu, agar lebih menjaga pola makan dan hidup kita dalam kemudahan, kenyamanan, kecukupan, maka Allah menegur kita dengan kesusahan, agar kita tidak merasa hebat, tidak berbangga diri, agar rendah hati, banyak bersyukur dan tidak bersikap kita sibuk mengejar dunia hingga lalai untuk beribadah, maka Allah menegur kita dengan kegagalan dan kehilangan, agar kita sadar jangan berambisi dengan dunia, bahwa harta hanya titipan, bahwa dunia hanya terkadang cara Allah menegur kita, agar kita tidak melampaui batas, agar kita tidak merasa hebat, agar kita banyak bersyukur, agar kita dapat merenung, tidak sombong dan kembali kepada-Nya. Sebab dengan ujian dan musibah menjadikan kita sadar bahwa kita ini lemah dan kita bukan siapa-siapa jika tanpa Allah. Tanpa teguran dari Allah Ta'ala Yang Maha Baik maka kita akan jadi sombong dan melakukan syariat. Baca Juga Wallahu A'lam wid
Sederhanamemang, tapi penuh makna. Banyak cara Allah mencintai hamba-Nya. Banyak cara Allah untuk mengingatkan hamba-Nya untuk mendekati-Nya. Banyak cara indah Allah untuk menegur hamba-Nya agar tidak terlalu jauh terjebak dalam kelalaian. Pertanyaannya sekarang, apakah kita cukup peka untuk memakainya? Cara indah Allah mengingatkan hamba-Nya
AllahSWT memerintahkan kepada umatnya untuk berdoa, Allah pun berjanji akan mengabulkan doa para hambanya.
Allahmemuliakanmu dengan tiga cara. Pertama, menjadikanmu berdzikir kepada-Nya. Andai saja bukan karena karunia-Nya, tentu engkau tidak layak berdzikir kepada-Nya. Kedua, menjadikanmu dikenal orang sebab Dia menisbatkan dzikir tadi itu kepadamu. Ketiga, membuatmu disebut-sebut di sisi-Nya sehingga nikmat yang Dia berikan padamu menjadi
Kesimpulannya kita hidup tidak akan bisa terlepas dimanapun dan kapanpun saja dari pengawasan Allah SWT. Tidak ada waktu untuk berbuat maksiyat. Tidak ada tempat untuk mengingkari Allah SWT. Yakinlah bahwa perbuatan sekecil apapun akan tercatat dan akan dipertanyakan oleh Allah SWT dihari perhitungan kelak.
Setidaknyaada sembilan tanda Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang. Diantaranya 4 dinukil dari hadits dan 5 dari perkataan ulama salaf. 1. Tanda Allah Menghendaki Kebaikan pada Seseorang: Diberikan ujian يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ "Barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi orang baik, maka Dia akan mengujinya." (HR.
uas #uah #uha #shift #pemudahijrah #ustazabdulsomad #ustazadihidayat #ustazhananattaki #nasihat #nasihatislami #ceramah #ceramahsingkat #dakwah #mediadakwa
CaraAllah menegur HambaNya Terkadang kita tidak sadar dengan apa yang terjadi di sekeliling kita, terkadang kita menganggap sesuatu yang kecil itu biasa saja, padahal kalau kita cermati setiap hari adalah pelajaran dan peringatan, tapi kita juga belum sadar mestinya setiap hari ada hal yang bisa kita ambil hikmahNya.. contoh dengan hal kecil
Terdapatbeberapa ayat al-Quran yang boleh diamalkan untuk mengatasi masalah kemurungan ini. Satu perkongsian thread di laman sosial twitter seorang pengguna menggunakan nama @Awantona memberitahu Allah menegur kita secara lembut. Ayat 1 : Wad duhaa'Sabarlah sahabatku, kita semua akan masuk ke syurga Allah, insya-Allah'. Bukankah ini kata-kata yang
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah" SALAM-ONLINE: Banyak cara Allah menegur hamba-Nya yang sedang lalai. Kadang kita terlalu asyik dan sibuk dengan pekerjaan kita hingga melupakan kewajiban kita sebagai hamba-Nya. Maka Allah menegur kita dengan cara-Nya sendiri.
CaraAllah Menegur Hamba-Nya berdasar Surah Asy-Syams Al-Quran diturunkan sebagai pedoman bagi manusia agar dapat menjalani kehidupan sesuai dengan tujuan penciptaan. Salah satu surah yang terdapat pada juz terakhir adalah Asy-Syams yang
AllahMenegur karena Allah Sayang Hambanya Unknown 05.03. Ada dua cara Allah SWT menegur dan mengingatkan hamba-Nya yang melakukan kesalahan. Karena banyak terjadi, sekedar kegelisahan atas dosa dan sekedar rasa sakit dalam jiwa terhadap kemaksiatan, tidak cukup membuat perubahan yang membuat seorang hamba meninggalkan dosa dan kemaksiatan
.